Selasa, 18 Oktober 2016

Thought: Simfoni Cahaya Bulan

Simfoni Cahaya Bulan saya buat pada tahun 2012an ketika masih SMA, diawali dari design character untuk konsep game online yang saya buat bersama kawan-kawan saat itu. Dari berbagai race, dan backgroundnya, tiba-tiba saja saya tertarik untuk membuat kisah mengenai salah satu race beastman yang terinspirasi dari karakter Radiant Historia (One of my recommended top list JRPG Storylines, it's freaking good), dan dalam pembuatannya saya sedang tergila-gila dengan konsep Magical Realism dari film Pan Labyrinth yang mencampurkan mistik fantasi dengan elemen realistik. Dalam hal ini, saya pikir medium magis/fantasi dalam suatu kisah harus memiliki khas realita yang sama beratnya untuk mampu merelasikan kejadian ataupun pesan yang ada dalam cerita dalam kehidupan pembacanya.

Simfoni Cahaya Bulan berkisah mengenai Racke yang memiliki tanduk di kepalanya, ia menjadi bahan kambing hitam dalam segala kejadian/musibah yang menimpa desanya, imbasnya terkena pada ibunya yang merawat Racke sendirian setelah ditinggal pergi suaminya. Takhayul ini muncul akibat kebencian masyarakat setelah propaganda kerajaan atas peperangan manusia dan beastman, dimana terdapat tembok besar yang menjadi monumen sekaligus pembatas antar kedua ras ini. Simfoni Cahaya Bulan menelisik komunitas sosial, moralitas, kemanusiaan, rasisme, keagamaan, dan segala topik yang mampu ditemukan di dalam dunia nyata. Disini dunia magis (fantasi) menjadi menarik karena menjadi penghalus terhadap sensitivitas pembaca terhadap topik yang dibuat, mindset pembaca masih di dalam dunia alternatif walaupun jika dibedah tentulah tulisan atau kisah ini mengkritik apa yang terjadi pada dunia nyata (ini dari apa yang saya pelajari dari salah satu eksperimen chapter Naqoyqatsi dan tanggapannya di forum kaskus).   

Permasalahan dari Simfoni Cahaya Bulan sendiri adalah genrenya yang kurang mengenai pasar tempat saya menaruhnya yaitu genre "Light Novel". Alasan saya memilih forum ini sendiri dikarenakan bebas dan kecocokan genre juga mudahnya menemukan wadah untuk menaruhnya. Tapi setelah mempelajarinya, terdapat trope atau kecendrungan yang harus dimiliki dalam pemenuhan hastrat pasar/pembaca, dan SCB tidak memenuhi kebanyakan dari trope itu. Dalam pembaca secara general di indonesia, fantasi bukanlah bacaan yang digemari, sebaliknya pada komunitas LN, Realisme adalah trope yang harus dijauhi (Mayoritas pembaca menggunakan ln sebagai wadah delusi); Tapi saya percaya dengan konsisten kualitas storytelling dan kualitas konten, cerita ini suatu saat pasti bisa menarik pembaca. Dalam hal ini SCB ini semacam pemuasan diri dibanding karya yang tujuannya memuaskan pembaca, bukan suatu hal yang bagus, tapi juga tidak buruk.

Sudah hampir 3 bulan kisah SCB ini hiatus dikarenakan kegiatan KKN. Terdapat rencana besar terhadap kisah SCB ini, yang semoga dengan waktu kosong pada semester baru ini bisa saya lanjutkan hingga benar-benar SCB ini kelar dibanding saudaranya Naqoyqatsi yang sudah tidak ada niatan untuk dilanjutkan...

If you want to read it: https://www.wattpad.com/myworks/46358976-simfoni-cahaya-bulan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar