Senin, 26 Oktober 2015

Short Review Novel : Dunia Sophie



Judul : Dunia Sophie
Penulis: Jostein Gaarder 

Terbit: Februari 2015 (Cetakan XV, Edisi Gold)
Tebal: 800 halaman

Penerbit: Penerbit Mizan


"Orang yang tidak dapat mengambil pelajaran dari masa tiga ribu tahun, hidup tanpa memanfaatkan akalnya." - Goethe.

Filsafat.. Terdapat pandangan miring mengenai filsafat di kalangan masyarakat indonesia, yaitu : Tidak ada nilai praktik, kebanyakan orang filsafat sinting (entah ini darimana), bertentangan dengan agama, dan kadang.. tidak bertuhan. Tentu pandangan miring tersebut tidak berbekal ilmu itu sendiri, bahkan jika saja disuruh mendefinisikan filsafat, kebanyakan tidak mampu.

Jadi apa nyambungnya gw ngebicarain ini dengan novel Dunia Sophie ini? Karena Dunia sophie adalah textbook sejarah filsafat yang menarik dan menurut gw wajib untuk pembaca kasual (seperti gw) untuk memahami esensi filsafat itu sendiri lewat pendekatan pemikiran para filsuf.

Tapi tunggu, textbook? Ini novel loh?

Dunia Sophie adalah novel yang dengan bangga mencantumkan 'Novel Filsafat' pada kovernya, tapi untuk novel sendiri gw bisa bilang Dunia Sophie ini bukan novel yang baik, kecuali hanya merupakan medium penyampaian konteks filsafat itu sendiri. So, bagaimana penulis menyampaikan konten 'filsafat' tersebut? Dunia Sophie bercerita tentang Sophie yang secara misterius mendapatkan surat ulang tahun dari Albert knag yang merupakan seorang kolonel PBB kepada anaknya Hilde, dan juga secara misterius juga menemukan seorang guru filsafat yang bersama dengan Sophie memecahkan misteri dibalik surat dari Albert knag tersebut. Disini filsafat disampaikan oleh Alberto Knox sebagai guru filsafat, tapi apa tujuannya dia ngelakuin itu? Apa dengan demikian identitas pria misterius itu akan diketahui? Tidak tentunya, dan gw benar-benar yakin bahwa tujuannya hanya semata karena penulis ingin menumpahkan pelajaran filsafat dan menggunakan genre misteri sebagai pendorong pembaca untuk terus meneruskan tanpa harus merasa bosan.

Tapi apakah efektif? Tidak juga. Filsafat ditumpahkan dalam surat Alberto Knox, dan itu.. sangat panjang, panjang sekali malah, bisa 3-4 halaman sendiri, dan satu paragraf bisa tebal sekali. Gw sendiri butuh sehari penuh untuk istirahat, dan novel dengan 798 halaman ini gw habiskan lebih dari 3 bulan, lama karena merenung isi kontennya (dan yap, filsafat begitu menarik untuk direnungkan!). Tapi dalam novel gw kira ada yang namanya flow, dan proses lagging menurut gw contoh bahwa Dunia Sophie ini bukan novel yang baik, sama sekali bukan. Tapi ingat bagaimana gw menikmati konten yang penulis berikan (bukan ceritanya maaf), maka dari itu Dunia Sophie gw sebut sebagai text book yang menarik. Pertama buku ini mengajukan pertanyaan, pemikiran kita dirangkai oleh sophie yang polos dan membuat kita membuat pertanyaan baru sendiri, dan setelah muncul jawaban, kita akan merasa sedikit ataupun benar-benar terjawab oleh pernyataan atau pemikiran filsafat yang sedang dibahas. Hal ini benar-benar membuat konten ini lebih mudah terserap ke pikiran karena imersi yang tercipta, yaitu dengan menimbulkan pertanyaan terlebih dahulu tanpa membeberkan secara langsung kontennya yang akhirnya menjadi bahan renungan yang menarik, yang gw pikir, sebaiknya banyak buku pelajaran yang memakai metode ini.

Disini loe bakal belajar tentang filsafat paling dasar, filsuf alam, Democritus, Socrates, dkk hingga filsafat modern macam Marx, Nietzsche, dan bahkan sampai pemikiran Freud dan Darwin. Dari jaman yunani kuno, renaisans, barok, romantisme, hingga jaman ini. Sejarah filsafat jujur aja menurut gw worth it banget untuk dipelajari, dan bahkan gw bisa sebut wajib, buku ini bisa bener-bener ngubah pemikiran, dan ngebuka prespektif loe untuk menyikapi sesuatu.

Tapi kembali ke cerita, bagaimana dengan cerita yang gw sebut gagal sebagai novel ini? Apakah buruk? Enggak juga (banyak enggak juganya yah). Cerita ini menarik sesungguhnya, bahkan gaya post-modern novel macam break trough the fourth wall, twist dan banyak hal lainnya yang gak bakal loe sangka. Karakter Sophie menarik banget, rasa ingin tahu 15 tahun yang polos menurut gw bener-bener charming dari pandangan gw. Jujur aja, gw sebenernya lumayan enjoy ngikutin dan bahkan yang bikin gw tertarik untuk baca lagi setelah sempat hengkang berkali-kali karena proses berpikir (dan sibuk) adalah ceritanya. Siapa Hilde, absurditas apa yang sebenarnya terjadi, siapa knag, dan sebagainya terungkap satu demi satu oleh Sophie, dan bahkan apa yang terjadi benar-benar mempengaruhi dunia Sophie. Konsep ceritanya sungguh menarik, tapi yah begitu, karena hanya berguna seabgai support atau penyangga, ceritanya tidak berkembang sesuai dengan ekspetasi dari konsep itu sendiri. Bahkan di ending, gw cukup kecewa dengan keputusan penulis untuk mengakhirinya tanpa klimaks sedikitpun, seperti pelajaran filsafat selesai, selesai juga ceritanya.

Yah secara overall, gw rekomendasi banget untuk baca ini terutama karena jujur aja di negara ini lagi dalam keadaan kacau balau dan bahkan menurut gw dalam keadaan bom waktu, dalam hal ini Dunia Sophie banyak memperlihatkan ironi yang membuat gw sadar bahwa negara ini sangat miskin dalam daya pikir, prespektif, dan menurut gw, filsafat pada diri mereka. Beberapa buku yang menyadari gw salah satunya Madilog, dan buku ini, lalu sepertinya gw bakal banyak mendalami filsafat yang gw rasa dengan buku ini rasanya baru terasa berbalik dari gua yang plato deskripsikan, dan dalam hal itu, buku ini adalah panduan yang cocok untuk mengawali filsafat.

Verdict score : 9/10 (must read!),
(btw yang nanya translatenya gimana, bagus bgt kok terjemahannya :D)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar